Assalamualaikum wr.wb.
Good Morning Everybody.
How are you today?
I hope all of you healty and fresh.
I hope all of you keep spirit in pandemic situasion.
Before we start our lesson today, let's pray together.
Thanks you
well, to day we are to learn about "Sistem Reproduksi pada Hewan"
let's go
Reproduksi Hewan
1. Reproduksi Seksual
Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya, hewan yang melakukan reproduksi secara seksual akan dibagi menjadi tiga jenis, diantaranya:
1. Hewan Vivipar
Hewan vivipar adalah hewan yang melahirkan anaknya, contohnya sapi, kerbau, kucing, kambing, babi dan lain-lain. Pada hewan-hewan ini, proses pembuahan dan perkembangan embrio terjadi di dalam rahim/uterus induk betina. Jika waktunya telah tiba dan mencukupi, induk betina tersebut akan melahirkan anaknya.
2. Hewan Ovipar
Hewan ovipar adalah hewan bertelur. Pada hewan ini, pembuahan tetap terjadi dildalam tubuh tapi perkembangan organisme terjadi di luar tubuh induknya. Contoh hewan ovipar adalah burung, ayam, ikan, dan hiu.
Disini telur hewan akan dikeluarkan dari dalam tubuh induk betina yang dilindungi oleh cangkang keras berkapur. Setelah dierami, menetaslah individu baru.
Fungsi menurut bagian-bagian telur tersebut yaitu:
- Cangkang telur berfungi menjadi pelindung utama telur. Bagian ini memiliki pori-pori buat keluar-masuknya udara.
- Membran cangkang merupakan selaput tipis menyelimuti cangkang telur. Pada salah satu ujung telur, selaput ini tidak menempel pada cangkang sehingga membentuk rongga udara.
- Rongga udara berfungsi asal oksigen bagi embrio.
- Keping germinal (zigot/sel embrio) merupakan calon individu baru.
- Kuning telur (yolk) adalah cadangan makanan bagi embrio.
- Putih telur (albumin) berfungsi sebagai pelindung embrio berdasarkan goncangan dan menjadi cadangan makanan & air.
- Kalaza (tali kuning telur) berfungsi buat menopang kuning telur supaya permanen pada tempatnya & menjaga embrio agar tetap berada pada permukaan kuning telur.
2. Reproduksi Aseksual
Cara berkembang biak hewan dengan tunas adalah melalui pemisahan individu baru dari tubuh induk. Individu ini terbentuk dari tonjolan pada bagian tubuh induk. Biasanya, individu baru tersebut akan tumbuh disekitar posisi induk, sehingga akan terbentuk koloni dari hewan tersebut. Pertunasan biasanya terjadi pada hewan yang sesil (menempel di dasar perairan).Contoh hewan yang berkembangbiak dengan tunas: Porifera, hydra,Terumbu karang,Obelia,Ubur – ubur dan Anemon laut
4. Partenogenesis1. Metamorfosis
Metamorfosis adalah peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang dimulai dari larva sampai dengan dewasa. Metamorfosis dapat terjadi pada serangga dan juga amfibi.
Beberapa hewan serangga dan amfibi mempunyai bentuk fisik yang berbeda saat mereka muda hingga akhirnya menjadi hewan dewasa.
Berdasarkan tahapannya, metamorfosis dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.
Metamorfosis sempurna (Holometabola) adalah proses pertumbuhan pada hewan yang terjadi dengan ditandai perubahan bentuk ketika muda hingga akhirnya menjadi dewasa Fase yang terjadi, yaitu telur, larva, pupa, dan imago (dewasa).
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah katak, kupu-kupu, nyamuk, dan lalat.
Metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola) merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan hewan hanya pada organ tertentu saja yang terjadi perubahan secara fisiologis. Fase yang terjadi adalah telur, nimfa dan imago (hewan dewasa).
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah jangkrik, belalang, dan kecoa.
Berikut ini adalah contoh metamorfosis yang terjadi pada katak.
Pertumbuhan dan perkembangan katak diawali sejak terbentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi embrio.
Sekitar satu minggu kemudian, terbentuklah larva yang sering disebut sebagai kecebong atau berudu.
Pada awalnya kecebong bernapas dengan tiga insang luar, akan tetapi kemudian berganti menjadi insang dalam.
Beberapa waktu kemudian akan terbentuk tutup insang dan kaki belakang. Setelah berumur tiga bulan, berudu mengalami metamorfosis yang ditandai dengan terbentuknya paru-paru dan empat kaki, hilangnya insang dari ekor, lalu menjadi katak.
2. Metagenesis
Metagenesis adalah pergiliran keturunan yang melibatkan dua fase sekaligus, yaitu fase generatif (seksual) dan fase generatif (aseksual).
Fase generatif melalui pembuahan (peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina) dan fase generatif melalui pembentukan spora.
Hewan yang mengalami metagenesis akan menjalani dua fase kehidupan, yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara generatif, dan fase kehidupan yang bereproduksi secara vegetatif. Metagenesis pada hewan dapat terjadi pada Ubur-ubur (Aurelia).
Di dalam siklus hidupnya, ubur-ubur mengalami dua pergiliran keturunan, yaitu fase polip yang menetap di dasar perairan dan fase medusa yang dapat berenang dengan bebas.
Polip pada ubur-ubur merupakan generasi vegetatif yang berkembang biak secara aseksual dengan cara membentuk kuncup/tunas.
Medusa merupakan generasi generatif yang berkembangbiak secara seksual melalui peleburan sel kelamin (gamet) jantan dengan betina.
Teknologi Perkembangbiakkan pada Hewan
Inseminasi Buatan pada sapi (kawin suntik) adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut ‘insemination gun‘.
Tujuan IB :
1. Memperbaiki mutu genetika ternak
2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya
3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama
4. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
5. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.
Keuntungan IB :
1. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan
2. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik
3. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding)
4. Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu yang lama
5. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati
6. Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar
7. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.
Demikian materi kita hari ini, agar lebih paham bisa kalian baca di buku paket halaman 90 - 105, kemudian jawab pertanyaan pada google form berikut:
Batas waktu pengerjaan hari ini Rabu tanggal 24 Aguatus 2021, pukul 12.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar